Meski saya jarang ngopi, namun perannya penting dalam keseharian saya. Sama halnya dengan Artifial Intelligence akhir-akhir ini yang biasa saya pakai.
Saat saya masih usia SD, sama sekali tidak pernah terpikir bahwa kecerdasan yang dimiliki manusia (yang terwakilkan oleh bahasa yang terpola) ternyata bisa di-copy, ke dalam mesin melalui proses replika data yang ditata sedimikian rupa ke dalam algoritma. Sehingga dapat diakses secara cepat kapan pun dibutuhkan lewat input bahasa manusia. Wih, joss!
Seandainya karakter khas kopi bisa di-copy juga ke medium lain, misalnya pasir dan butiran debu. Atau ke dalam algoritma mesin sekalipun, saya tidak akan kagum (setidaknya untuk saat ini). Meski saya bukan golongan penikmat kopi ala hipster. Saya lebih suka kopi yang otentik. Cukup gini aja udah joss, kok.
Leave a Reply