Potensi keuntungan ekonomi dari upaya menyelenggarakan kegiatan pitulasan

Kegiatan perayaan 17-an biasanya diselenggarakan secara meriah di berbagai tempat. Pada hari-hari sebelum tanggal 17 Agustus rangkaian kegiatan biasanya sudah dimulai. Dalam hari-hari tersebut ada berbagai perlombaan adu ketangkasan yang memancing tawa para penonton. Bentuk lomba diupayakan sedemikian rupa supaya dapat menjadi daya tarik warga untuk datang ketawa dan seneng-seneng bareng. Maka tidak heran jika banyak lomba-lomba yang konyol bahkan ada yang bernuansa saru viral di berbagai media sosial.

Jer basuki mowo beyo. Perlu dana untuk melaksanakan kegiatan 17-an. Dana sukarela biasanya dimintakan kepada warga. Besarannya mulai 20 ribu hingga 50 ribu rupiah per kepala keluarga (tergantung kesepakatan warga yang terlibat). Ada juga kelompok warga yang secara finansial berkecukupan memberikan kontribusi berlebih. Dana yang terkumpul digunakan untuk belanja operasional, misalnya membeli perlengkapan lomba, membeli hadiah, sewa peralatan pendukung, konsumsi, dll.

Maka tidak heran jika perputaran ekonomi dalam kegiatan pitulasan sangat besar.

Saya membayangkan di kemudian hari akan ada entitas swasta yang secara profesional mengelola kegiatan pitulasan. Kan sudah ada EO (event organizer) pernikahan, ulang tahun, dan syukuran. Bukan tidak mungkin EO Pitulasan menyusul.

Kegiatan 17-an diadakan atas inisiatif warga tanpa pedoman baku yang dikeluarkan oleh negara. Layaknya memakai baju baru, makan gedhen, atau berkunjung ke tetangga saat lebaran, memeriahkan 17-an seperti sudah menjadi tradisi wajib yang jika tidak diadakan akan wagu. Seperti makan nasi goreng tanpa garam. Dalam sebuah obrolan dengan tetangga (yang tidak dapat saya sebut namanya di tulisan ini) menyimpulkan kemeriahan kegiatan 17-an menjadi tolok ukur maju tidaknya kelompok masyarakat.

Jika sekelompok orang dapat menggerakkan warga untuk bergotong-royong mensukseskan kegiatan 17-an tanpa mekanisme formal dan resmi dari negara, maka ada potensi lahirnya perusahaan EO dadakan “menunggangi” tradisi ini untuk nggolek bati baik secara langsung maupun tidak.

N.B.: Foto hanya ilustrasi.


Posted

in

by

Tags:

Comments

One response to “Potensi keuntungan ekonomi dari upaya menyelenggarakan kegiatan pitulasan”

  1. Hilaludin Wahid Avatar

    Haha, lama-lama ada juga EO Pitulasan.. kalo orang udah mulai males jadi panitia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *