Sudah lama ingin hadir di Kenduri Cinta secara langsung. Namun belum juga dapat waktu yang pas karena kesibukan kerja. Saya perlu waktu luang setidaknya 2 hari untuk melingkar di Kenduri Cinta, karena lokasi acara yang jauh di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Menurut data Google Map, jaraknya 483,3km dari Demak, kota di mana saya tinggal saat ini.
Beruntung ada akun Twitter yang sudah lama tidak aktif bisa saya manfaatkan untuk menyimak live tweet jamaah yang hadir di lokasi. Boleh di bilang jamaah KC paling aktif ngetweet — melaporkan secara realtime — apa yang mereka simak selama acara belangsung. Saya merasakan timeline begitu meriah waktu itu. Mungkin karena di edisi 8 Juni 2018 kemaren bertepatan dengan hari jadi KC yang ke 18. Selamat! Jejak digital riuh kegembiraan tersebut dapat dilihat kembali pada tagar #18TahunKC di Twitter.
Perseberan informasi tentu ada juga di media sosial lainnya seperti Instagram dan Facebook, namun saya lebih nyaman ndlongopi timeline di Twitter. Kumpulan tweet disimpan di sini supaya mudah ditemukan apabila ingin membacanya lagi di kemudian hari.
#18TahunKC pic.twitter.com/KWik3i8uuZ
— Anggit (@Anggit_J) June 8, 2018
Bajaj "Republik Jancukers" dengan gambar potret Mbah Nun diparkir di Taman Ismail Marzuki.#KCJuni #18TahunKC pic.twitter.com/hwTkQkSzdE
— Maiyah CirRebes (@maiyahcirrebes) June 8, 2018
18 tahun sudah perjalan KC, semoga tetap istiqomah menemani pejalan maiyah#KCJuni #18TahunKC pic.twitter.com/R9EHdAHKXQ
— Wans Rasela (@wans_rasela) June 8, 2018
Fastabiqul [K] HAI [R] BAT #18TahunKC #KCJuni pic.twitter.com/GRdviO21FN
— Bemmosβ² (@BEMMOs) June 8, 2018
Suasana #18TahunKC saat ini di Taman Ismail Marzuki, Jakarta #KCJuni pic.twitter.com/rFigKSvBYV
— Kenduri Cinta (@kenduricinta) June 8, 2018
Simbah memberi tugas kepada 3 kelompok. 1) mencari 5 kata yang jadi problem bangsa, 2) mencari 5 kata yang menjadi tujuan bangsa indonesia pd masa depan, 3) Mencari 5 kata maiyah untuk rahmatan lil alaminnya bangsa dan umat manusia. Masing2 kata diurut urgensinya. #KCJuni pic.twitter.com/OOMurDPL7W
— A Cast of Falcons (@BuchoriSutrisno) June 8, 2018
https://twitter.com/isman_fmj/status/1005138172605448192
Hadir jg Pak Gatot Nurmantyo di @kenduricinta #KCJuni #18TahunKC pic.twitter.com/4KgCVQ3iDp
— Alwan_D_luffy (@alwanDluffy) June 8, 2018
Mbah nun, syekh kamba & pak gatot #KCJuni ##18TahunKC pic.twitter.com/mUYc7rLRYi
— Zainal Akroman R. (@omanrek) June 8, 2018
#KCJuni #18TahunKC pic.twitter.com/iOhyvamIOT
— Muttaqin Ashari (@muttaqinashari) June 8, 2018
KC bukan partai politik, tapi lembaga itu berbagi dengan kita sikap politik sejati: politik memuliakan manusia seperti teladan para wali di saat mereka berdakwah untuk menempatkan kebenaran di tempat yang mudah dilihat, agar kebenaran menjadi kiblat. #18TahunKC #KCJuni pic.twitter.com/GzkvseIMeP
— Tunggullawe (@TotoRahardjo) June 8, 2018
Tema Maiyah Kenduri Cinta FASTABIQUL HAIBAT artinya berlomba lomba dalam kehebatan. #18ThnKC #KCJuni
— Nugroho Hari Murti (@ariharimurti) June 8, 2018
Saya mengajak anda ke sini (Kenduri Cinta) untuk mempersiapkan anda 10 Tahun lagi.- Mbah Nun #18ThnKC #KCJuni
— Nugroho Hari Murti (@ariharimurti) June 8, 2018
Anda ini hidup di masa lalu, masa kini, atau masa depan? Kapan anda berpijak? Anda tak pernah berpijak. Anda mengalir. #KCJuni #maiyah
— Microgreen Indonesia (@syarifudin82) June 8, 2018
Orang maiyah tidak nylonong2 tetapi mampu untk menempatkan dirinya sendiri sesuai maqomatnya masing2 dengan menyesuaikan ruang dan waktunya
Mbah Nun#18TahunKC #KCJuni— *SPARTAN* (@jumainali) June 8, 2018
https://twitter.com/Sita_Eliyas/status/1005134469538254848
Di Maiyah ini kita tidak mencari tempat, tetapi menempatkan diri sesuai dengan ketepatan hidup nya masing – masing. #KCJuni
— Fachry (@hazmifachry) June 8, 2018
Hidup itu seperti lari maraton di stadion. Anda tidak tahu yang di depan dan di belakang anda itu sudah berapa putaran.
(Mbah Nun)#KCJuni #18TahunKC
— Maiyah CirRebes (@maiyahcirrebes) June 8, 2018
Menjadi manusia tidak harus mencari tempat dan posisi yang baik dalam hidupnya, tetapi menempatkan diri sesuai ruang dan tempatnya masing-masing. Seperti 'sampah' yang kurang tepat jika harus dibuang, sebab dunia ini adalah tentang daur.#KCJuni #18TahunKC
— R (@ruliruls_) June 8, 2018
Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, hidup itu belajar tentang Iqra sampai mati… #KCJuni #18TahunKC #Maiyah #KENDURICINTA pic.twitter.com/L25A5PIorV
— Ary (@Ary_prabsky) June 8, 2018
Pakaian politik akan sobek kalau dipakai di maiyah. Karena maiyah itu raksasa.
(Mbah Nun)#KCJuni #18TahunKC
— Maiyah CirRebes (@maiyahcirrebes) June 8, 2018
Indonesia bubar/ hancur harus bisa dilihat dari sisi positif. Seperti melihat hancurnya eksistensi beras yg berubah menjadi nasi yang lebih baik dan bermanfaat.#18TahunKC
— ORANG TENGAH (@Luqbaehaqi) June 8, 2018
Dan tiap "kita", di sana, menemukan rasa aman. Dalam kenduri tak ada pihak yang kalah atau dikalahkan. Di sana semua pihak terhormat. Tiap orang menang. Dan bahagia. #18TahunKC #KCJuni
— Tunggullawe (@TotoRahardjo) June 8, 2018
Sebelum menit 90 kita sebagai manusia tidak berhak menentukan hasil akhir. Sepanjang hidup itu kedudukan masih kosong-kosong.
Aku simpulkan hidup itu harus berseri. Secara batin ya senyum. Secara materil ya nominal. Harus seimbang. Agar bahagia.#18TahunKC @kenduricinta
— Uus (@uusbiasaaja) June 8, 2018
Hidup itu seluruhnya shaum.
(Mbah Nun)#KCJuni #18TahunKC
— Maiyah CirRebes (@maiyahcirrebes) June 8, 2018
Seluruh hidup harus shoum, dan mengaplikasikan syiam menjadi shoum #KCJuni #18TahunKC
— Zainal Akroman R. (@omanrek) June 8, 2018
Puasa itu harus dikembangkan dari 'shiyam' menuju 'shaum'. 'Shiyam itu' sekedar menahan diri dari makan, minum, dan hubungan badan. 'Shaum' itu segala sesuatu yang sifatnya menahan diri. Di segala perilaku kita.
(Mbah Nun)#KCJuni #18TahunKC
— Maiyah CirRebes (@maiyahcirrebes) June 8, 2018
Anda hidup di waktu yang lampau, waktu sekarang, atau waktu yang akan datang?
Kalau jawab waktu sekarang, waktu anda jawab pun waktunya udah berlalu. Jadi sebenarnya anda gak pernah berpijak sama waktu, tapi mengalir. ππΏππΏππΏ#KCJuni #18TahunKC— Iyam Kohl π― (@iyamrenzia) June 8, 2018
#kcjuni berbuka makan kurma adalah sunnah, begitu juga berbuka makan gorengan juga sunnah, krn sama2 membatalkan puasa
— Priyo Dwi Utomo (@priyowinilis) June 8, 2018
Anda mendapatkan pahala sunnah bukan karena Anda menjalankan sunnah Rasul, namun karena kecintaan Anda terhadap Rasul. #KCJuni
— Fachry (@hazmifachry) June 8, 2018
Bukan seberapa besar ibadah mu diukur atas kualitas ibadahmu, tapi seberapa besar transformasi kualitas ibadahmu yg dikonversikan dalam kebaikan dalam sendi2 masyarakat #KCJuni #18TahunKC #Maiyah #KENDURICINTA
— Ary (@Ary_prabsky) June 8, 2018
Sunnah rasul itu kalau saya terjemahkan adalah budayanya rasul. Baik sebagai rasul maupun sebagai manusia.
(Mbah Nun)#KCJuni #18TahunKC
— Maiyah CirRebes (@maiyahcirrebes) June 8, 2018
Hidup kudu bisa ngejazz. Jazzer itu harus berani pada ketidakpastian #KCJuni #18TahunKC pic.twitter.com/iLxEuhhQ1M
— Martabak (@Munurch_) June 8, 2018
Kenduri Cinta adalah poros intelektual simpul maiyah #18TahunKC #KCJuni
— Muarahatiku (@MuaraHati_ku) June 8, 2018
di setiap #Maiyah kita selalu disuguhi hidangan lezat yg menyajikan motivasi dan management logika untuk menata hati supaya tidak terjebak pada pola pikir yang pragmatis #18TahunKC
— Sarung Kotak (@erlanggabima26) June 8, 2018
Pemerintah silih berganti, tapi tak ada yang bisa menciptakan kenduri macam di desaku. Institusi yang damai, dan menempatkan manusia dalam posisi kemanusiaannya macam itu bagiku merupakan bagian masa depan Indonesia, sesudah kita makin ricuh dan saling menyalahkan. #18TahunKC
— Tunggullawe (@TotoRahardjo) June 8, 2018